Jumat, 18 April 2014

Makalah Pengorganisasian Kegiatan Pelatihan (Mata Kuliah Manajemen Pelatihan)


PENGORGANISASIAN KEGIATAN PELATIHAN

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Manajemen Pelatihan

















JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur yang sebesar – besarnya kami panjatkan atas nikmat dan karunia yang diberikan oleh Allah SWT, karena mustahil bagi kami untuk menyelesaikan makalah ini tanpa RidhoNya.
            Dengan diselesaikannya makalah ini, penulis menyampaikan terimakasih dan penghargaan yang setinggi – tingginya, atas segala bantuan, bimbingan, dukungan serta pengarahan yang telah diberikan kepada penulis, diantaranya:
1.      Orang tua yang telah memberikan dorongan baik dalam segi materi maupun moral, sehingga kami bisa menjadi seperti saat ini.
2.      Ibu Tri Suminar sebagai dosen pengampu yang telah memberikan banyak sekali bimbingan dalam mata kuliah Manajemen Pelatihan
3.      Rekan – rekan maupun para sahabat yang selalu ada untuk memberika spirit semangat tersendiri bagi kami untuk terus menjadi lebih baik.
4.      Para pihak – pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Demikianlah makalah ini dibuat, penulis mohon maaf yang sebesar – besarnya apa bila dalam penulisan makalah ini terdapat banyak sekali kesalahan baik dalam segi penulisan maupun sebagainya. Kritik dan saran yang membangun dari pembaca selalu penulis tunggu sebagai bahan evaluasi untuk pembuatan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada orang lain secara umum serta bagi penulis sendiri pada khususnya serta atas perhatian, kritik dan sarannya penulis sampaikan terimakasih

Semarang, 12 April 2014
Penulis







DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 01
KATA PENGANTAR  . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .  02
DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .  03
PENDAHULUAN
            Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 04
            Rumusan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .  04
            Tujuan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .  05
            Manfaat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .  05
PEMBAHASAN
            Pengertian Pengorganisasian . . . . . . . . . . . . . . . . . . .  . . . . . . . . . . . . . . .06
            Komponen-komponen Kegiatan Pelatihan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 08
            Cara Pengorganisasian . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 10
Tujuan Pengorganisasian . . . . . . . . . . . . . . .  . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 11
PENUTUP
            Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .27
            Kritik dan Saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 28
DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .  29


BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Pimpinan suatu perusahaan atau organisasi semakin menyadari bahwa karyawan/ petugas perlu dikembangkan dan dilatih dalam kemampuan nyata untuk dapat menyelesaikan pekerjaannya.
Pelatihan setiap personil ini dirasa semakin penting manfaatnya karena tuntutan pekerjaan atau jabatan, sebagai akibat kemajuan teknologi dan semakin ketatnya persaingan di antara perusahaan yang sejenis atau organisasi. Setiap orang dituntut agar dapat bekerja efektif, efisien, kualitas, dan kuantitas pekerjaannya baik. Hal ini dilakukan untuk tujuan nonkarier maupun karier bagi para karyawan (baru atau lama) melalui latihan dan pendidikan (H. Malayu, S.P. Hasibuan, 2000).
Secara alamiah orang akan berkembang bersama dengan dunia yang digelutinya, akan tetapi sering kali pertumbuhan perusahaan atau organisasi lebih cepat. Keduanya berpacu dalam arena “atletik” yang menantang.
Sinkronisasi pertumbuhan organisasi dengan perkembangan orang/ petugas/karyawan tidak lain adalah pengisian kesenjangan pengetahuan, keterampilan dan sikap seseorang untuk memenuhi tuntutan jabatan tertentu. Jadi pelatihan adalah proses pengisian kesenjangan pengetahuan, keterampilan dan sikap seseorang dengan tuntutan pekerjaannya.
Menurut Frank, P. Sherwood & Wallace, H. Best, dalam Nunu Jumena (2000), latihan adalah proses membantu para pegawai untuk memperoleh efektivitas dalam pekerjaan mereka baik yang sekarang ataupun yang akan datang, melalui pengembangan kebiasaan-kebiasaan pikiran dan tindakan, pengetahuan, keterampilan, dan sikapnya.
Berdasarkan pada beberapa fakta di atas, maka penulis mengambil tema “ Pengorganisasian Kegiatan Pelatihan” dengan maksud agar dapat mengetahui tentang cara-cara pengorganisasian pada kegiatan pelatihan.


1.2    Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang yang telah penulis buat, maka dapat dirumuskan masalah yang akan dibahas. Adapun rumusan masalah tersebut adalah sebagai berikut:
1.2.1        Apakah yang dimaksud dengan pengorganisasian?
1.2.2        Apa sajakah komponen-komponen dalam pelatihan?
1.2.3        Bagaimanakah tahap-tahap pengorganisasian?
1.2.4        Apakah tujuan dari pengorganisasian?

1.3    Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan yang telah ditentukan, maka penulis juga dapat merumuskan tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan makalah tersebut, adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.3.1        Mengetahui pengertian pengorganisasian.
1.3.2        Mengetahui komponen-komponen dalam pelatihan.
1.3.3        Mengetahui tahapan-tahapan penorganisasian.
1.3.4        Mengetahui tujuan pengorganisasian.

1.4    Manfaat Penulisan
Berdasarkan makalah yang ditulis, penulis berharap dapat memberikan manfaat kepada beberapa pihak, diantaranya adalah sebagai berikut:
1.4.1        Untuk Penulis Makalah
Mendapatkan pengetahuan serta wawasan baru tentang pembuatan makalah yang baik dan benar serta dapat mengetahui bagaimana hasil makalah buatan penulis, selain itu juga dapat menambah wasasan penulis tentang pengorganisasian kegiatan pelatihan.
1.4.2        Untuk Pembaca
Dapat memberikan tambahan bahan referensi dalam proses perkuliahan.
1.4.3        Untuk Mahasiswa Pada Umumnya
Menumbuhkan sifat kritis bagi mahasiswa terhadap sesuatu yang baru serta menambahkan motivasi mereka untuk terus berkarya dan berprestasi.

  
BAB II
PEMBAHASAN

2.1    Pengertian Pengorganisasian
Banyak ahli berpendapat tentang arti, tujuan dan manfaat pelatihan. Namun dari berbagai pendapat tersebut pada prinsipnya tidak jauh berbeda. Sikula dalam Sumantri (2000:2) mengartikan pelatihan sebagai: “proses pendidikan jangka pendek yang menggunakan cara dan prosedur yang sistematis dan terorganisir. Para peserta pelatihan akan mempelajari pengetahuan dan keterampilan yang sifatnya praktis untuk tujuan tertentu”.  Menurut Good, 1973 pelatihan adalah suatu proses membantu orang lain dalam memperoleh skill dan pengetahuan (M. Saleh Marzuki, 1992 : 5). Sedangkan Michael J. Jucius dalam Moekijat (1991 : 2) menjelaskan istilah latihan untuk menunjukkan setiap proses untuk mengembangkan bakat, keterampilan dan kemampuan pegawai guna menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan tertentu.
Sebuah pelatihan yang berhasil tentunya harus ada integritas dalam setiap komponennya. Sebuah pengorganisasian masing-masing komponen pelatihan sangat dituntut agar tercapai tujuan dari diselenggarakannya kegiatan pelatihan. Sebaliknya, kegagalan dalam pengorganisasian komponen pelatihan akan mengakibatkan gagalnya pencapaian tujuan diselenggarakannya sebuah kegiatan pelatihan.
Pengorganisasian berasal dari kata “organisasi” yang berari suatu sistem kerja sama yang terkoordinasi secara sadar dan dilakukan oleh dua orang atau lebih (Chester I. Barnard). Sedangkan pengorganisasian adalah sesuatu yang digambarkan sebagai sesuatu yang tersentralisasi dan berisi tugas-tugas yang sangat terspesialisasikan (Kamus Kata Bahasa Indonesia, T. Hani handoko).
Siagian (1983) Pengorganisasian adalah keseluruhan pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas, tugas,kewenangan dan tanggung jawab sedemikian rupa sehingga tercipta suatuorganisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kegiatan kesatuan yang telah ditetapkan. Menurut G. R Terry Pengorganisasian dalam pengertian real (real sense) menunjukkan hubungan antar manusia sebagai akibat organisasi. Pengorganisasian dalam pengertian abstrak menunjukkan hubungan antara unit-unit/ departemen-departemen kerja. Sedangkan menurut Prof. Dr. Mr. S. Pradjudi Atmosudiro : Organisasi adalah struktur tata pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang pemegang posisi yang bekerja sama secara tertentu untuk bersamasama mencapai suatu tujuan tertentu.
Berdasarkan pada pendapat dari para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pengorganisasian (Organizing) adalah suatu langkah untuk menetapkan, menggolongkan dan mengatur berbagai macam kegiatan yang di pandang. Seperti bentuk fisik yang tepat bagi suatu ruangan kerja administrasi, ruangan laboratorium, serta penetapan tugas dan wewenang seseorang pendelegasian wewenang dan seterusnya dalam rangka untuk mencapai tujuan.
Sebuah pengorganisasian adalah serangkaian kegiatan yang di dalamnya terdapat syarat-syarat terjadinya sebuah pengorganisasian, diantaranya sebagai berikut:
a.         Adanya kelompok orang yang bekerja sama
b.         Adanya tujuan tertentu yang akan dicapai
c.         Adanya pekerjaan yang akan dikerjakan
d.        Adanya penetapan dan pengelompokkan pekerjaan
e.         Adanya wewenang dan tanggung jawab
f.          Adanya pendelegasian wewenang
g.         Adanya hubungan (relationship) satu sama lain
h.         Adanya penempatan orang-orang yang akan melakukan pekerjaan
i.           Adanya tata tertib yang harus ditaati.
Dalam pengorganisasian kegiatan pelatihan tentunya sedikit terdapat perbedaan dengan pengorganisasian pada umumnya. Pada kegiatan pengorganisasian pelatihan perlua adanya pemahaman terlebih dahulu terhadap gaya belajar dari masing-masing peserta didik.
Kegiatan belajar dan pendekatan pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam beberapa klasifikasi, diantaranya Moro’oko (1977) yang menggolongkan jenis kegiatan belajar dalam pendidikan nonformal ke lima kategori, yaitu:
1.      Belajar mandiri secara bebas (self-directed independent learning) yaitu kegiatan yang dilakukan di rumah atau tempatlain dengan menggunakan fasilitas program pendidikan jarak jauh
2.      Belajar Berdasarkan dan terhadap lingkungan (environment based learning) yaitu kegiatan belajar yang dilakukan di pusat-pusat kegiatan belajar dengan pendekatan multi media yang tersedia.
3.      Kegiatan belajar melalui latihan hubungan kemanusiaan (human relations training) yaitu dilakukan melalui kegiatan kelompok belajar.
4.      Kegiatan belajar suka rela (voluntarism) yang dilakukan secara spontan Sesuai dengan minat dan kebutuhan
5.      Kegiatan belajar yang berorientasi pada kehidupan masyarakat (community oriented activites) yaitu kegiatan belajar yang menenkankan pada pengembangan kehidupan demokratis, kesadaran masyarakat, den kesteiakawanan antar warga masyarakat.
Berdasarkan pada tipe gaya belajar tersebut maka dalam pengorganisasian kegiatan pelatihan terdapat prinsip-prinsip yang harus selalu di junjung tinggi dalam proses pengorganisasian itu sendiri, yaitu sebagai berikut:
1.         Sejalan dengan pentahapan penyelenggaraan latihan, pengorganisasian latihan memikul tugas tertentu di stiap tahap latihan. Agar peserta memperoleh manfaat yang maksimum, maka smua pihak yang terlibat perlu menunaikan tugas masing-masing.
2.         Pengorganisasian terhadap semua unsur pendukung manajemen diarahkan utk mencapai tujuan latihan.
3.         Unsur manusiawi dalam penyelenggaraan perlu berperan secara tepat sbagaimana telah di tetapkan pada setiap tahap latihan.
4.         Evaluasi terhadap pengorganisasian latihan dapat dilakukan pd akhir tahapan.
5.         Menempatkan peserta latihan sebagai subjek latihan, pada dasarnya juga berarti proses pelimpahan tanggung jawab dalam rangka pengorganisasian latihan.

2.2    Pengorganisasian Komponen-Komponen Kegiatan Pelatihan
Pengorganisasian merupakan serangkaian proses yang terdiri dari berbagai macam kegiatan yang bertujuan untuk mempermudah pencapaian tujuan. Dalam pelatihan segala komponen harus di organisasikan agar dapat mencapai tujuan pelatihan dengan efektif dan efesien.
Kegiatan pelatihan secara makro dibagi atas empat komponen yaitu; komponen pelatihan, peserta pelatihan, kebijakan dan lingkungan kerja. Keempat
komponen tersebut dirinci sebagai berikut :
1.      Komponen pelatihan terdiri dari :
·         Modul / materi pelatihan
·         Fasilitas pelatihan
·         Perilaku instruktur
·         Metode pelatihan
·         Waktu pelatihan
·         Evaluasi pelatihan
·         Suasana pelatillan
2.      Komponen peserta pelatihan :
·         Pendidikan
·         Pengalaman
·         U s i a
·         Sikap peserta
3.      Komponen kebijakan organisasi :
·         Peraturan organisasi
·         Gaji / upah kerja
·         Tanggungjawab
·         Fasilitas pendukung
4.      Komponen Iingkungan kerja
·         Kearnanan bekerja
·         Kondisi tempat kerja
·         Sikap atasan terhadap bawahan
Komponen tersebut haruslah saling dikaitkan atau diintegrasikan dengan kegiatan pengorganisasian agar dapat berjalan beriringan demi tercapainya tujuan dari kegiatan pelatihan yang dilaksanakan.

2.3    Tahap Pengorganisasian
Pengorganisasian menciptakan dan mempertahankan  hubungan antara semua sumber daya organisasional dengan menunjukkan sumber daya mana yang akan digunakan untuk aktivitas tertentu, serta kapan, dimana, dan bagaimana sumber daya tersebut digunakan.
Proses Pengorganisasian
Lima langkah utama dari proses pengorganisasian adalah :
1.      Tercermin dalam rencana-rencana dan tujuan-tujuan.
2.      Menetapkan tugas-tuigas pokok.
3.      Membagi tugas-tugas pokok kedalam subtugas-subtugas.
4.      Alokasi sumber daya-sumber daya dan pengaruh bagi subtugas-subtugas
5.      Mengevaluasi hasil dari strategi pengorganisasian yang diimplementasikan.
Langkah pertama, berupa memulai proses pengorganisasian yang akan tercermin dalam rencana-rencana dan tujuan-tujuan pelatihan tersebut.
Langkah kedua dan ketiga, yaitu memusatkan tugas-tugas yang harus dilaksanakan dalam sistem manajemen yang kemudian dilanjutkan dengan merancang bidang tugas atau pekerjaan besar yang harus dilaksanakan di pelatihan.
Langkah keempat, menentukan pembagian tugas seperti menentukan siapa yang akan mengantarkan pesanan, siapa yang akan membersihkan meja, dan seluk beluk sari hubungan diantara individu-individu tersebut.
Langkah kelima, evaluasi hasil-hasil dari strategi pengorganisasian tertentu, untuk mengumpulkan umpan balik tentang sebrapa baik strategi pengorganisasian yang diimplementasikan.
Cara pengorganisasian yaitu menyaring mengunakan pertanyaan-pertanyaan untuk mendapatkan jawaban yang tepat. Tahap-tahap pengorganisasian meliputi :
·          Merinci Pekerjaan
Pertanyaannya : Pekerjaan apa saja yang terdapat dalam kegiatan pelatihan..?
·         Membedakan Pekerjaan
Pertanyaannya : adakah perbedaan dan persamaan pekerjaan-pekerjaan itu..?
·         Mengelompokan Pekerjaan
Pertanyaannya : pekerjaan-pekerjaan mana saja yang memiliki persamaan dan saling berhubungan sehingga dapat di kerjaakan oleh satu orang..?
·         Menyamakan tujuan pekerjaan
Pertanyaannya : apakah tujuan yang dapat di capai bersama dengan pekerjaan-pekerjaan itu..?
·         Menempatkan penanggung-jawab atau pejabat/pimpinan
Pertanyaannya : tanggung jawab atau jabatan apakah yang cocok menjadi nama untuk sekelompok pekerjaan-pekerjaan itu..? Siapa yang cocok memimpin pekerjaan-pekerjaan itu..?
·         Memberikan tugas Khusus
Pertanyaannya : tugas khusus apakah yang harus di kerjakan orang itu untuk mengarahkan pekerjaan itu supaya dapat berjalan lebih lancar dalam membantu pihak-pihak yang di layani..?

2.4    Tujuan Pengorganisasian Kegiatan Pelatihan
Tujuan pengorganisasian adalah agar dalam pembagian tugas dapat dilaksanakan dengan penuh tanggungjawab. Dengan pembagian tugas diharapkan setiap anggota organisasi dapat meningkatkan keterampilannya secara khusus (spesialisasi) dalam menangani tugas-tugas yang dibebankan.
Apabila pengorganisasian itu dilakukan secara serampangan, tidak sesuai dengan bidang keahlian seseorang, maka tidak mustahil dapat menimbulkan kegagalan dalam penyelenggaraan pekerjaan itu. Ada beberapa tujuan pengorganisasian, yaitu:
1.        Membantu koordinasi, yaitu memberi tugas pekerjaan kepada unit kerja secara koordinatif agar tujuan organisasi dapat melaksanakan dengan mudah dan efektif. Koordinasai dibutuhkan tatkala harus membagi unitkerja yang terpisah dan tidak sejenis, tetapi berada dalam satu organisasi.
2.        Memperlancar pengawasan, yaitu dapat membantu pengawasan dengan menempatkan seorang anggota manajer yang berkompetensi dalam setiap unit organisasi. Dengan demikian sebuah unit dapat ditempatkan di dalam organisasi secara keseluruhan sedemikian rupa agar dapat mencapai sasaran kerjanya walaupun dengan lokasi yang tidak sama. Unit-unit operasional yang identik dapat disatukan dengan sistem pengawasan yang identik pula secara terpadu.
3.        Maksimalisasi manfaat spesialisasi,  yaitu dengan konsentrasi kegiatan, maka dapat membantu seorang menjadi lebih ahli dalam pekerjaan-pekerjaan tertentu. Spesialisasi pekerjaan dengan dasar keahlian dapat menghasilkan produk yang berkualitas tinggi, sehingga kemanfaatan produk dapat memberikan kepuasan dan memperoleh kepercayaan peserta pelatihan.
4.        Penghematan biaya, artinya dengan pengorganisasian, maka akan tumbuh  pertimbangan yang berkaitan dengan efisiensi. Dengan demikian pelaku  organisasi akan selalu berhati-hati dalam setiap akan menambah unit kerja baru yang notabene menyangkut penambahan  tenaga kerja yang relatif banyak membutuhkan biaya tambahan berupa gaji/upah. Penambahan unit kerja sebaiknya dipertimbangkan berdasarkan  nilai sumbangan pekerja baru dengan tujuan untuk menekan upah buruh yang berlebihan.
5.        Meningkatkan kerukunan hubungan antar manusia, dengan pengorganisasian, maka masing-masing pekerja antar unit  kerja dapat bekerja saling melengkapi, mengurangi kejenuhan, menumbuhkan  rasa saling membutuhkan, mengurangi pendekatan materialistis. Untuk ini pihak manajer harus mampu mengadakan pendekatan sosial dengan penanaman rasa solidaritas dan berusaha menampung serta menyelesaikan berbagai perbedaan yang bersifat individual.   
Hasil akhir dari kegiatan pelatihan adalah tercapai atau tidaknya tujuan dari diselenggarakannya kegiatan pelatihan. Pengorganisasian bukan semata-mata hasil akhir dalam sebuah kegiatan pelatihan melainkan proses yang cukup panjang yang terjadi dalam kegiatan pelatihan. Keberhasilan dari sebuah kegiatan pengorganisasian tidak hanya dapat dilihat dari hasil akhir sebuah kegiatan pelatihan saja namun juga harus dilihat dalam proses kegiatan pelatihan yang berlangsung
Keberhasilan pengorganisasian dapat lebih dilihat pada berjalannya proses pelatihan yaitu pada iklim dari kegiatan pelatihan. Tujuan dari adanya kegiatan pengorganisasian adalah untuk menciptkan iklim atau suasana yang kondusif pada kegiatan pelatihan. Iklim kondusif yang terjadi dalam pelaksanaan pembelajaran akan membentuk satuan pendidikan nonformal yang kuat pula, dimana kekuatan iklim yang tercipta mampu mempengaruhi intensitas perilaku pemong belajar dalam melaksanakan pembelajaran.
Dalam menjalankan proses pelaksanaan pembelajaran, satuan pendidikan nonformal memiliki iklim atau suasana yang berbeda, seperti:
1.        The open climate (susasan terbuka), yang ditandai dengan ciri-ciri, yaitu suasana yang penuh semangat, hidup dan bergerak kearah tujuan, mampu memberikan kepuasan kebutuhan, dan keaslian perilaku yang terjadi diantara seluruh komponen personal
2.        The controlled climate (suasana yang terkendali), yang ditandai deng berorientasi kepada impersonal, perilaku kelompok diarahkan kepada pencapaian penyelesaian tugas, suasana agak terbuka atau kurang menunjukkan kesetiaan perilaku, dan perhatian terhadap kepuasan kebutuhan social relative sedikit
3.        The familiar climate (suasana akrab), yang ditandai hubungan pribadi tinggi terhadap kebutuhan sosialnya, dan semangat bukan merupakan sesuatu yang luar biasa
4.        The paternal climate (suasana kebapakan), yang ditandai dengan hubungan penyelenggara, peserta didik,  dan pamong belajar digambarkan sebagai hubungan bapak-anak
5.        The closed (suasana tertutup), yang ditandai dengan tingkat kelesuan tinggi, tidak hidup, jiwa semangat rendah, dan hubungan terasa membosankan
Pengorganisasian kegiatan pelatihan diarahkan untuk menciptakan suatu kondisi atau keadaan yang nyaman untuk belajar dalam kegiatan pelatihan agar para peserta pelatihan dapat dengan mudah menerima materi yang diberikan. Iklim yang baik sudah barang tentu akan lebih mempermudah pencapaian tujuan dari diadakannya kegiatan pelatihan.


BAB III
KESIMPULAN

3.1  Kesimpulan
Berdasarkan pada pemaparan ada BAB II, penulis dapat menarik beberapa kesimpulan agar dapat mempermudah pembaca dalam memahami isi dari makalah yang telah di buat. Adapun kesimpulan tersebut adalah sebagai berikut:
·           Pengorganisasian (Organizing) adalah suatu langkah untuk menetapkan, menggolongkan dan mengatur berbagai macam kegiatan yang di pandang. Seperti bentuk fisik yang tepat bagi suatu ruangan kerja administrasi, ruangan laboratorium, serta penetapan tugas dan wewenang seseorang pendelegasian wewenang dan seterusnya dalam rangka untuk mencapai tujuan.
·         Kegiatan pelatihan secara makro dibagi atas empat komponen yaitu; komponen pelatihan, peserta pelatihan, kebijakan dan lingkungan kerja. Keempat
·         Lima langkah utama dari proses pengorganisasian adalah :
1.         Tercermin dalam rencana-rencana dan tujuan-tujuan.
2.         Menetapkan tugas-tugas pokok.
3.         Membagi tugas-tugas pokok kedalam subtugas-subtugas.
4.         Alokasi sumber daya-sumber daya dan pengaruh bagi subtugas-subtugas
5.         Mengevaluasi hasil dari strategi pengorganisasian yang diimplementasikan.
·         Ada beberapa tujuan pengorganisasian, yaitu:
1.         Membantu koordinasi
2.         Memperlancar pengawasan
3.         Maksimalisasi manfaat spesialisasi
4.         Penghematan biaya
5.         Meningkatkan kerukunan hubungan antar manusia

3.2  Kritik dan Saran
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini terdapat banyak sekali kesalahan, oleh sebab itu kritik dan saran yang membangun selalu penulis tunggu sebagai media koreksi untuk pembuatan makalah selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Apriyanta, Okky. Manajemen Pengorganisasian. http://refrigeration54.blogspot.com/2012/05/manajemen-pengorganisasian-organizing.html (diakses pada Selasa, 15 April 2014 pukul 08.00 WIB)
Andi. Definisi Pengorganisasian. http://anditanjper.wordpress.com/2011/11/24/definisi-pengorganisasian.html (diakses pada Minggu, 13 April 2014 pukuk 20.14 WIB)
Buana, Rachma. Pengertian Pengorganisasian. http://rachmabuana.blogspot.com/2013/11/pengertian-pengorganisasian-organizing.html (diakses pada Minggu, 13 April 2014 pukul 20.09 WIB)