PENGORGANISASIAN KEGIATAN PELATIHAN
MAKALAH
Disusun
untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Manajemen Pelatihan
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur yang sebesar – besarnya kami
panjatkan atas nikmat dan karunia yang diberikan oleh Allah SWT, karena
mustahil bagi kami untuk menyelesaikan makalah ini tanpa RidhoNya.
Dengan
diselesaikannya makalah ini, penulis menyampaikan terimakasih dan penghargaan
yang setinggi – tingginya, atas segala bantuan, bimbingan, dukungan serta
pengarahan yang telah diberikan kepada penulis, diantaranya:
1.
Orang tua yang telah memberikan dorongan baik dalam
segi materi maupun moral, sehingga kami bisa menjadi seperti saat ini.
2.
Ibu Tri Suminar sebagai dosen pengampu yang telah memberikan banyak
sekali bimbingan dalam mata kuliah Manajemen Pelatihan
3.
Rekan – rekan maupun para sahabat yang selalu ada
untuk memberika spirit semangat tersendiri bagi kami untuk terus menjadi lebih
baik.
4.
Para pihak – pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah
ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Demikianlah makalah ini dibuat, penulis mohon
maaf yang sebesar – besarnya apa bila dalam penulisan makalah ini terdapat
banyak sekali kesalahan baik dalam segi penulisan maupun sebagainya. Kritik dan
saran yang membangun dari pembaca selalu penulis tunggu sebagai bahan evaluasi
untuk pembuatan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat kepada orang lain secara umum serta bagi penulis sendiri
pada khususnya serta atas perhatian, kritik dan sarannya penulis sampaikan
terimakasih
Semarang, 12 April 2014
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 01
KATA PENGANTAR
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . 02
DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 03
PENDAHULUAN
Latar
Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . 04
Rumusan
Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . 04
Tujuan
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . 05
Manfaat
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . 05
PEMBAHASAN
Pengertian Pengorganisasian . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . .06
Komponen-komponen Kegiatan Pelatihan. . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . 08
Cara Pengorganisasian . . . . . . . . .
. . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 10
Tujuan Pengorganisasian . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . 11
PENUTUP
Kesimpulan
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . .27
Kritik
dan Saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . 28
DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 29
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Pimpinan suatu perusahaan atau organisasi semakin menyadari bahwa
karyawan/ petugas perlu dikembangkan dan dilatih dalam kemampuan nyata untuk
dapat menyelesaikan pekerjaannya.
Pelatihan setiap personil ini dirasa semakin penting manfaatnya
karena tuntutan pekerjaan atau jabatan, sebagai akibat kemajuan teknologi dan
semakin ketatnya persaingan di antara perusahaan yang sejenis atau organisasi.
Setiap orang dituntut agar dapat bekerja efektif, efisien, kualitas, dan
kuantitas pekerjaannya baik. Hal ini dilakukan untuk tujuan nonkarier maupun
karier bagi para karyawan (baru atau lama) melalui latihan dan pendidikan (H.
Malayu, S.P. Hasibuan, 2000).
Secara alamiah orang akan berkembang bersama dengan dunia yang
digelutinya, akan tetapi sering kali pertumbuhan perusahaan atau organisasi
lebih cepat. Keduanya berpacu dalam arena “atletik” yang menantang.
Sinkronisasi pertumbuhan organisasi dengan perkembangan orang/
petugas/karyawan tidak lain adalah pengisian kesenjangan pengetahuan,
keterampilan dan sikap seseorang untuk memenuhi tuntutan jabatan tertentu. Jadi
pelatihan adalah proses pengisian kesenjangan pengetahuan, keterampilan dan
sikap seseorang dengan tuntutan pekerjaannya.
Menurut Frank, P. Sherwood & Wallace, H. Best, dalam Nunu
Jumena (2000), latihan adalah proses membantu para pegawai untuk memperoleh
efektivitas dalam pekerjaan mereka baik yang sekarang ataupun yang akan datang,
melalui pengembangan kebiasaan-kebiasaan pikiran dan tindakan, pengetahuan,
keterampilan, dan sikapnya.
Berdasarkan pada beberapa fakta di atas, maka penulis mengambil
tema “ Pengorganisasian Kegiatan
Pelatihan” dengan maksud agar dapat mengetahui tentang cara-cara
pengorganisasian pada kegiatan pelatihan.
1.2 Rumusan
Masalah
Berdasarkan pada latar belakang yang telah penulis buat, maka
dapat dirumuskan masalah yang akan dibahas. Adapun rumusan masalah tersebut
adalah sebagai berikut:
1.2.1
Apakah yang
dimaksud dengan pengorganisasian?
1.2.2
Apa sajakah
komponen-komponen dalam pelatihan?
1.2.3
Bagaimanakah
tahap-tahap pengorganisasian?
1.2.4
Apakah tujuan
dari pengorganisasian?
1.3 Tujuan
Penulisan
Berdasarkan rumusan yang telah ditentukan, maka penulis juga dapat
merumuskan tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan makalah tersebut, adapun
tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.3.1
Mengetahui
pengertian pengorganisasian.
1.3.2
Mengetahui
komponen-komponen dalam pelatihan.
1.3.3
Mengetahui
tahapan-tahapan penorganisasian.
1.3.4
Mengetahui tujuan
pengorganisasian.
1.4 Manfaat
Penulisan
Berdasarkan makalah yang ditulis, penulis berharap dapat
memberikan manfaat kepada beberapa pihak, diantaranya adalah sebagai berikut:
1.4.1
Untuk
Penulis Makalah
Mendapatkan pengetahuan serta wawasan baru tentang pembuatan
makalah yang baik dan benar serta dapat mengetahui bagaimana hasil makalah
buatan penulis, selain itu juga dapat menambah wasasan penulis tentang pengorganisasian
kegiatan pelatihan.
1.4.2
Untuk
Pembaca
Dapat memberikan tambahan bahan referensi dalam proses
perkuliahan.
1.4.3
Untuk
Mahasiswa Pada Umumnya
Menumbuhkan sifat kritis bagi mahasiswa terhadap sesuatu yang baru
serta menambahkan motivasi mereka untuk terus berkarya dan berprestasi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Pengorganisasian
Banyak ahli berpendapat tentang arti, tujuan dan manfaat
pelatihan. Namun dari berbagai pendapat tersebut pada prinsipnya tidak jauh
berbeda. Sikula dalam Sumantri (2000:2) mengartikan pelatihan sebagai: “proses
pendidikan jangka pendek yang menggunakan cara dan prosedur yang sistematis dan
terorganisir. Para peserta pelatihan akan mempelajari pengetahuan dan
keterampilan yang sifatnya praktis untuk tujuan tertentu”. Menurut Good, 1973 pelatihan adalah suatu
proses membantu orang lain dalam memperoleh skill dan pengetahuan (M. Saleh
Marzuki, 1992 : 5). Sedangkan Michael J. Jucius dalam Moekijat (1991 : 2)
menjelaskan istilah latihan untuk menunjukkan setiap proses untuk mengembangkan
bakat, keterampilan dan kemampuan pegawai guna menyelesaikan
pekerjaan-pekerjaan tertentu.
Sebuah pelatihan yang berhasil tentunya harus ada integritas dalam
setiap komponennya. Sebuah pengorganisasian masing-masing komponen pelatihan
sangat dituntut agar tercapai tujuan dari diselenggarakannya kegiatan pelatihan.
Sebaliknya, kegagalan dalam pengorganisasian komponen pelatihan akan
mengakibatkan gagalnya pencapaian tujuan diselenggarakannya sebuah kegiatan
pelatihan.
Pengorganisasian berasal dari kata “organisasi” yang berari suatu
sistem kerja sama yang terkoordinasi secara sadar dan dilakukan oleh dua orang
atau lebih (Chester I. Barnard). Sedangkan pengorganisasian adalah sesuatu yang
digambarkan sebagai sesuatu yang tersentralisasi dan berisi tugas-tugas yang
sangat terspesialisasikan (Kamus Kata Bahasa Indonesia, T. Hani handoko).
Siagian (1983) Pengorganisasian adalah keseluruhan pengelompokan
orang-orang, alat-alat, tugas, tugas,kewenangan dan tanggung jawab sedemikian
rupa sehingga tercipta suatuorganisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu
kegiatan kesatuan yang telah ditetapkan. Menurut G. R Terry Pengorganisasian
dalam pengertian real (real sense) menunjukkan hubungan antar manusia sebagai
akibat organisasi. Pengorganisasian dalam pengertian abstrak menunjukkan
hubungan antara unit-unit/ departemen-departemen kerja. Sedangkan menurut Prof.
Dr. Mr. S. Pradjudi Atmosudiro : Organisasi adalah struktur tata pembagian
kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang pemegang posisi
yang bekerja sama secara tertentu untuk bersamasama mencapai suatu tujuan
tertentu.
Berdasarkan pada pendapat dari para ahli di atas dapat disimpulkan
bahwa pengorganisasian (Organizing) adalah suatu langkah untuk menetapkan,
menggolongkan dan mengatur berbagai macam kegiatan yang di pandang. Seperti
bentuk fisik yang tepat bagi suatu ruangan kerja administrasi, ruangan
laboratorium, serta penetapan tugas dan wewenang seseorang pendelegasian
wewenang dan seterusnya dalam rangka untuk mencapai tujuan.
Sebuah pengorganisasian adalah serangkaian kegiatan yang di
dalamnya terdapat syarat-syarat terjadinya sebuah pengorganisasian, diantaranya
sebagai berikut:
a.
Adanya
kelompok orang yang bekerja sama
b.
Adanya
tujuan tertentu yang akan dicapai
c.
Adanya
pekerjaan yang akan dikerjakan
d.
Adanya
penetapan dan pengelompokkan pekerjaan
e.
Adanya
wewenang dan tanggung jawab
f.
Adanya
pendelegasian wewenang
g.
Adanya
hubungan (relationship) satu sama lain
h.
Adanya
penempatan orang-orang yang akan melakukan pekerjaan
i.
Adanya tata
tertib yang harus ditaati.
Dalam pengorganisasian kegiatan pelatihan tentunya sedikit
terdapat perbedaan dengan pengorganisasian pada umumnya. Pada kegiatan
pengorganisasian pelatihan perlua adanya pemahaman terlebih dahulu terhadap
gaya belajar dari masing-masing peserta didik.
Kegiatan belajar dan pendekatan pembelajaran dapat dikelompokkan
ke dalam beberapa klasifikasi, diantaranya Moro’oko (1977) yang menggolongkan
jenis kegiatan belajar dalam pendidikan nonformal ke lima kategori, yaitu:
1.
Belajar
mandiri secara bebas (self-directed
independent learning) yaitu kegiatan yang dilakukan di rumah atau
tempatlain dengan menggunakan fasilitas program pendidikan jarak jauh
2.
Belajar
Berdasarkan dan terhadap lingkungan (environment
based learning) yaitu kegiatan belajar yang dilakukan di pusat-pusat
kegiatan belajar dengan pendekatan multi media yang tersedia.
3.
Kegiatan
belajar melalui latihan hubungan kemanusiaan (human relations training) yaitu dilakukan melalui kegiatan kelompok
belajar.
4.
Kegiatan
belajar suka rela (voluntarism) yang
dilakukan secara spontan Sesuai dengan minat dan kebutuhan
5.
Kegiatan
belajar yang berorientasi pada kehidupan masyarakat (community oriented activites) yaitu kegiatan belajar yang
menenkankan pada pengembangan kehidupan demokratis, kesadaran masyarakat, den
kesteiakawanan antar warga masyarakat.
Berdasarkan pada tipe gaya belajar tersebut maka dalam
pengorganisasian kegiatan pelatihan terdapat prinsip-prinsip yang harus selalu
di junjung tinggi dalam proses pengorganisasian itu sendiri, yaitu sebagai
berikut:
1.
Sejalan
dengan pentahapan penyelenggaraan latihan, pengorganisasian latihan memikul
tugas tertentu di stiap tahap latihan. Agar peserta memperoleh manfaat yang
maksimum, maka smua pihak yang terlibat perlu menunaikan tugas masing-masing.
2.
Pengorganisasian
terhadap semua unsur pendukung manajemen diarahkan utk mencapai tujuan latihan.
3.
Unsur
manusiawi dalam penyelenggaraan perlu berperan secara tepat sbagaimana telah di
tetapkan pada setiap tahap latihan.
4.
Evaluasi
terhadap pengorganisasian latihan dapat dilakukan pd akhir tahapan.
5.
Menempatkan
peserta latihan sebagai subjek latihan, pada dasarnya juga berarti proses
pelimpahan tanggung jawab dalam rangka pengorganisasian latihan.
2.2 Pengorganisasian
Komponen-Komponen Kegiatan Pelatihan
Pengorganisasian merupakan serangkaian proses yang terdiri dari
berbagai macam kegiatan yang bertujuan untuk mempermudah pencapaian tujuan.
Dalam pelatihan segala komponen harus di organisasikan agar dapat mencapai
tujuan pelatihan dengan efektif dan efesien.
Kegiatan pelatihan secara makro dibagi atas empat komponen yaitu; komponen
pelatihan, peserta pelatihan, kebijakan dan lingkungan kerja. Keempat
komponen
tersebut dirinci sebagai berikut :
1.
Komponen
pelatihan terdiri dari :
·
Modul / materi
pelatihan
·
Fasilitas
pelatihan
·
Perilaku
instruktur
·
Metode
pelatihan
·
Waktu
pelatihan
·
Evaluasi
pelatihan
·
Suasana
pelatillan
2.
Komponen
peserta pelatihan :
·
Pendidikan
·
Pengalaman
·
U s i a
·
Sikap
peserta
3.
Komponen
kebijakan organisasi :
·
Peraturan
organisasi
·
Gaji / upah
kerja
·
Tanggungjawab
·
Fasilitas
pendukung
4.
Komponen
Iingkungan kerja
·
Kearnanan
bekerja
·
Kondisi tempat
kerja
·
Sikap
atasan terhadap bawahan
Komponen tersebut haruslah saling dikaitkan atau diintegrasikan
dengan kegiatan pengorganisasian agar dapat berjalan beriringan demi
tercapainya tujuan dari kegiatan pelatihan yang dilaksanakan.
2.3 Tahap
Pengorganisasian
Pengorganisasian menciptakan dan mempertahankan hubungan
antara semua sumber daya organisasional dengan menunjukkan sumber daya mana
yang akan digunakan untuk aktivitas tertentu, serta kapan, dimana, dan
bagaimana sumber daya tersebut digunakan.
Proses
Pengorganisasian
Lima langkah utama dari proses pengorganisasian adalah :
1.
Tercermin
dalam rencana-rencana dan tujuan-tujuan.
2.
Menetapkan
tugas-tuigas pokok.
3.
Membagi
tugas-tugas pokok kedalam subtugas-subtugas.
4.
Alokasi
sumber daya-sumber daya dan pengaruh bagi subtugas-subtugas
5.
Mengevaluasi
hasil dari strategi pengorganisasian yang diimplementasikan.
Langkah
pertama, berupa memulai proses
pengorganisasian yang akan tercermin dalam rencana-rencana dan tujuan-tujuan
pelatihan tersebut.
Langkah
kedua dan ketiga, yaitu memusatkan
tugas-tugas yang harus dilaksanakan dalam sistem manajemen yang kemudian
dilanjutkan dengan merancang bidang tugas atau pekerjaan besar yang harus
dilaksanakan di pelatihan.
Langkah
keempat, menentukan pembagian tugas
seperti menentukan siapa yang akan mengantarkan pesanan, siapa yang akan
membersihkan meja, dan seluk beluk sari hubungan diantara individu-individu
tersebut.
Langkah
kelima, evaluasi hasil-hasil dari
strategi pengorganisasian tertentu, untuk mengumpulkan umpan balik tentang
sebrapa baik strategi pengorganisasian yang diimplementasikan.
Cara pengorganisasian yaitu menyaring mengunakan
pertanyaan-pertanyaan untuk mendapatkan jawaban yang tepat. Tahap-tahap
pengorganisasian meliputi :
·
Merinci
Pekerjaan
Pertanyaannya
: Pekerjaan apa saja yang terdapat dalam kegiatan pelatihan..?
·
Membedakan
Pekerjaan
Pertanyaannya
: adakah perbedaan dan persamaan pekerjaan-pekerjaan itu..?
·
Mengelompokan
Pekerjaan
Pertanyaannya
: pekerjaan-pekerjaan mana saja yang memiliki persamaan dan saling berhubungan
sehingga dapat di kerjaakan oleh satu orang..?
·
Menyamakan
tujuan pekerjaan
Pertanyaannya
: apakah tujuan yang dapat di capai bersama dengan pekerjaan-pekerjaan itu..?
·
Menempatkan
penanggung-jawab atau pejabat/pimpinan
Pertanyaannya
: tanggung jawab atau jabatan apakah yang cocok menjadi nama untuk sekelompok
pekerjaan-pekerjaan itu..? Siapa yang cocok memimpin pekerjaan-pekerjaan itu..?
·
Memberikan
tugas Khusus
Pertanyaannya
: tugas khusus apakah yang harus di kerjakan orang itu untuk mengarahkan pekerjaan
itu supaya dapat berjalan lebih lancar dalam membantu pihak-pihak yang di
layani..?
2.4 Tujuan
Pengorganisasian Kegiatan Pelatihan
Tujuan pengorganisasian adalah agar dalam pembagian tugas dapat
dilaksanakan dengan penuh tanggungjawab. Dengan pembagian tugas diharapkan
setiap anggota organisasi dapat meningkatkan keterampilannya secara khusus
(spesialisasi) dalam menangani tugas-tugas yang dibebankan.
Apabila pengorganisasian itu dilakukan secara serampangan, tidak
sesuai dengan bidang keahlian seseorang, maka tidak mustahil dapat menimbulkan
kegagalan dalam penyelenggaraan pekerjaan itu. Ada beberapa tujuan
pengorganisasian, yaitu:
1.
Membantu
koordinasi, yaitu memberi tugas pekerjaan kepada unit kerja secara koordinatif
agar tujuan organisasi dapat melaksanakan dengan mudah dan efektif. Koordinasai
dibutuhkan tatkala harus membagi unitkerja yang terpisah dan tidak sejenis,
tetapi berada dalam satu organisasi.
2.
Memperlancar
pengawasan, yaitu dapat membantu pengawasan dengan menempatkan seorang anggota
manajer yang berkompetensi dalam setiap unit organisasi. Dengan demikian sebuah
unit dapat ditempatkan di dalam organisasi secara keseluruhan sedemikian rupa
agar dapat mencapai sasaran kerjanya walaupun dengan lokasi yang tidak sama.
Unit-unit operasional yang identik dapat disatukan dengan sistem pengawasan yang
identik pula secara terpadu.
3.
Maksimalisasi
manfaat spesialisasi, yaitu dengan
konsentrasi kegiatan, maka dapat membantu seorang menjadi lebih ahli dalam
pekerjaan-pekerjaan tertentu. Spesialisasi pekerjaan dengan dasar keahlian
dapat menghasilkan produk yang berkualitas tinggi, sehingga kemanfaatan produk
dapat memberikan kepuasan dan memperoleh kepercayaan peserta pelatihan.
4.
Penghematan
biaya, artinya dengan pengorganisasian, maka akan tumbuh pertimbangan yang berkaitan dengan efisiensi.
Dengan demikian pelaku organisasi akan
selalu berhati-hati dalam setiap akan menambah unit kerja baru yang notabene
menyangkut penambahan tenaga kerja yang
relatif banyak membutuhkan biaya tambahan berupa gaji/upah. Penambahan unit
kerja sebaiknya dipertimbangkan berdasarkan
nilai sumbangan pekerja baru dengan tujuan untuk menekan upah buruh yang
berlebihan.
5.
Meningkatkan
kerukunan hubungan antar manusia, dengan pengorganisasian, maka masing-masing
pekerja antar unit kerja dapat bekerja
saling melengkapi, mengurangi kejenuhan, menumbuhkan rasa saling membutuhkan, mengurangi
pendekatan materialistis. Untuk ini pihak manajer harus mampu mengadakan
pendekatan sosial dengan penanaman rasa solidaritas dan berusaha menampung
serta menyelesaikan berbagai perbedaan yang bersifat individual.
Hasil akhir dari kegiatan pelatihan adalah tercapai atau tidaknya
tujuan dari diselenggarakannya kegiatan pelatihan. Pengorganisasian bukan
semata-mata hasil akhir dalam sebuah kegiatan pelatihan melainkan proses yang
cukup panjang yang terjadi dalam kegiatan pelatihan. Keberhasilan dari sebuah
kegiatan pengorganisasian tidak hanya dapat dilihat dari hasil akhir sebuah
kegiatan pelatihan saja namun juga harus dilihat dalam proses kegiatan
pelatihan yang berlangsung
Keberhasilan pengorganisasian dapat lebih dilihat pada berjalannya
proses pelatihan yaitu pada iklim dari kegiatan pelatihan. Tujuan dari adanya
kegiatan pengorganisasian adalah untuk menciptkan iklim atau suasana yang kondusif
pada kegiatan pelatihan. Iklim kondusif yang
terjadi dalam pelaksanaan pembelajaran akan membentuk satuan pendidikan
nonformal yang kuat pula, dimana kekuatan iklim yang tercipta mampu
mempengaruhi intensitas perilaku pemong belajar dalam melaksanakan
pembelajaran.
Dalam
menjalankan proses pelaksanaan pembelajaran, satuan pendidikan nonformal
memiliki iklim atau suasana yang berbeda, seperti:
1.
The open climate
(susasan terbuka), yang ditandai dengan ciri-ciri, yaitu suasana yang penuh
semangat, hidup dan bergerak kearah tujuan, mampu memberikan kepuasan
kebutuhan, dan keaslian perilaku yang terjadi diantara seluruh komponen
personal
2.
The controlled climate
(suasana yang terkendali), yang ditandai deng berorientasi kepada impersonal,
perilaku kelompok diarahkan kepada pencapaian penyelesaian tugas, suasana agak
terbuka atau kurang menunjukkan kesetiaan perilaku, dan perhatian terhadap
kepuasan kebutuhan social relative sedikit
3.
The familiar climate
(suasana akrab), yang ditandai hubungan pribadi tinggi terhadap kebutuhan
sosialnya, dan semangat bukan merupakan sesuatu yang luar biasa
4.
The paternal climate
(suasana kebapakan), yang ditandai dengan hubungan penyelenggara, peserta
didik, dan pamong belajar digambarkan
sebagai hubungan bapak-anak
5.
The closed (suasana
tertutup), yang ditandai dengan tingkat kelesuan tinggi, tidak hidup, jiwa
semangat rendah, dan hubungan terasa membosankan
Pengorganisasian kegiatan pelatihan diarahkan untuk menciptakan
suatu kondisi atau keadaan yang nyaman untuk belajar dalam kegiatan pelatihan
agar para peserta pelatihan dapat dengan mudah menerima materi yang diberikan.
Iklim yang baik sudah barang tentu akan lebih mempermudah pencapaian tujuan
dari diadakannya kegiatan pelatihan.
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pada pemaparan ada BAB II, penulis dapat menarik
beberapa kesimpulan agar dapat mempermudah pembaca dalam memahami isi dari
makalah yang telah di buat. Adapun kesimpulan tersebut adalah sebagai berikut:
·
Pengorganisasian
(Organizing) adalah suatu langkah untuk menetapkan, menggolongkan dan mengatur
berbagai macam kegiatan yang di pandang. Seperti bentuk fisik yang tepat bagi
suatu ruangan kerja administrasi, ruangan laboratorium, serta penetapan tugas
dan wewenang seseorang pendelegasian wewenang dan seterusnya dalam rangka untuk
mencapai tujuan.
·
Kegiatan
pelatihan secara makro dibagi atas empat komponen yaitu; komponen pelatihan,
peserta pelatihan, kebijakan dan lingkungan kerja. Keempat
·
Lima
langkah utama dari proses pengorganisasian adalah :
1.
Tercermin
dalam rencana-rencana dan tujuan-tujuan.
2.
Menetapkan
tugas-tugas pokok.
3.
Membagi
tugas-tugas pokok kedalam subtugas-subtugas.
4.
Alokasi
sumber daya-sumber daya dan pengaruh bagi subtugas-subtugas
5.
Mengevaluasi
hasil dari strategi pengorganisasian yang diimplementasikan.
·
Ada
beberapa tujuan pengorganisasian, yaitu:
1.
Membantu
koordinasi
2.
Memperlancar
pengawasan
3.
Maksimalisasi
manfaat spesialisasi
4.
Penghematan
biaya
5.
Meningkatkan
kerukunan hubungan antar manusia
3.2 Kritik dan
Saran
Penulis menyadari
bahwa dalam pembuatan makalah
ini terdapat banyak sekali
kesalahan, oleh sebab itu kritik dan saran yang membangun selalu penulis tunggu
sebagai media koreksi untuk pembuatan makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Apriyanta, Okky. Manajemen
Pengorganisasian. http://refrigeration54.blogspot.com/2012/05/manajemen-pengorganisasian-organizing.html
(diakses pada Selasa, 15 April 2014 pukul 08.00 WIB)
Andi. Definisi
Pengorganisasian. http://anditanjper.wordpress.com/2011/11/24/definisi-pengorganisasian.html
(diakses pada Minggu, 13 April 2014 pukuk 20.14 WIB)
Buana, Rachma. Pengertian
Pengorganisasian. http://rachmabuana.blogspot.com/2013/11/pengertian-pengorganisasian-organizing.html
(diakses pada Minggu, 13 April 2014 pukul 20.09 WIB)